Rabu, 10 Maret 2010

MENTALITAS DASAR

MENTALITAS DASAR yang diperlukan dalam mengelola dan menjalankan Usaha.

Mentalitas Dasar adalah sikap mental yang mendasari cara berpikir dan bertindak dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari yang di dukung oleh sikap dan perbuatan yang positif.
Mentalitas Dasar meliputi :

1. KESADARAN BERKUALITAS
Kualitas adalah kepuasan pelanggan “User Satisfaction” (Karyawan/Perusahaan)
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Kualitas
a. Kualitas berarti Kepuasan Pelanggan
Kualitas dalam pengertian klasik adalah kesesuaian dengan standar.
Dalam pengertian Total Quality Control (TQC) kualitas adalah kepuasan pelanggan.
Apabila dikaitkan dengan strategi pemasaran bisa diartikan “ Kualitas dahulu – Kuantitas akan menyusul”

b. Kualitas adalah QCDSM
Kualitas mencakup lima aspek utama :
Q (Quality) : Kualitas dari produk/jasa
C (Cost) : Kualitas biaya (biaya rendah – harga murah)
D (Delivery) : Kualitas penyampaian produk (tepat waktu)
S (Safety) : Kualitas dari keamanan hasil pekerjaan
M (Moral) : Kualitas dari semangat pelayanan

c. Konsep MARKET IN
Konsep Market in (Market in, not product out) bertujuan untuk memberikan kepuasan yang optimal kepada pelanggan.
Apabila dikaitkan dengan strategi pemasaran bisa diartikan “ Konsumen yang mencari kita bukan kita mencari konsumen”
Penerapan Konsep Market in bisa kita telaah melalui :
1. Apakah produk kita
Produk apakah yang dihasilkan perusahaan dan bisa kita tawarkan ke konsumen.
HRD : Jasa Pelayanan untuk Karyawan/Perusahaan
2. Siapakah Pelanggan Kita
Kita harus bisa memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan
HRD : Karyawan/Perusahaan/Pihak ketiga


3. Apakah Pelanggan Kita Puas
Kepuasan muncul bukan hanya dari opini kita akan tetapi juga merupakan ungkapan perasaan dari pelanggan.
- Apakah Pelanggan merasa puas dengan cara kerja yang telah dilakukan.
4. Adakah cara atau alat lain untuk meningkatkan kepuasan pelanggan
- Memberikan pelayanan tambahan sebagai bonus

d. Proses berikut adalah PELANGGAN KITA
Dahulu pengertian pelanggan terbatas hanya pada pengguna jasa yang kita tawarkan, akan tetapi sekarang pengertian pelanggan tidak terbatas pada pengguna. Setiap orang yang berhubungan dengan produk/jasa yang kita tawarkan adalah pelanggan.
Pelayanan terhadap pelanggan harus dimulai dari awal “Do it right the first time “

2. SIKLUS PDCA
Siklus PDCA meliputi :
a. Pengendalian PDCA
Adalah memutar daur Plan-Do-Check- Action secara berkesinambungan sehingga menghasilkan kemajuan.
P : Plan - Buat rencana yang baik sebelum mulai bekerja
D : Do - Laksanakan pekerjaan sesuai rencana
C : Check - Periksa hasil pekerjaan
A : Action - Ambil tindakan untuk perbaikan
b. Pengendalian dimulai dari Proses awal hingga akhir
Pengendalian dilakukan sejak awal, selama proses hingga menjadi hasil akhir.
Apabila terjadi masalah bisa segera diketahui dan ditanggulangi.
c. Tindakan Penanggulangan dan Pencegahan
Dalam melakukan tindakan pada tahap Action dua hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Tindakan Penanggulangan untuk mengurangi akibatnya
2. Tindakan Pencegahan untuk mencegah terulangnya kesalahan yang sama.

3. PENGENDALIAN BERDASARKAN FAKTA
Kegiatan pengendalian harus berdasarkan data sebenarnya. Setiap orang yang terlibat dalam kegiatan pengendalian harus memiliki data yang diperlukan secara tepat dan benar.


Beberapa hal yang dapat membantu dalam pengendalian berdasarkan Fakta :
a. Berbicara dengan Data
- mencegah adanya manipulasi data
- mengurangi opini
- mencegah kesalahan dalam penafsiran
- membantu analisa dalam pengambilan keputusan
Penggunaan data yang bersifat kuantitatif akan lebih mudah untuk memperjelas persoalan, analisa menjadi lebih terarah dan rinci, salah interpretasi bisa dihindari sehingga hubungan antar personal tidak terganggu.
b. Prinsip Prioritas
Merupakan pola pikir dan bertindak dengan mengutamakan penyelesaian masalah/pekerjaan yang sedikit/kecil tapi penting, daripada yang banyak tapi tidak menguntungkan, sehingga dengan sumber daya manusia yang ada didapatkan hasil yang optimal.
Sebagai dasar untuk mentukan prioritas adalah sebagai berikut :
1. Biaya / Jumlah
2. Tingkat kepentingan/Waktu
3. Resiko yang mungkin terjadi
4. Perkiraan hasil
c. Pengendalian dimulai dari sasaran tertentu
Pada saat mulai merencanakan sesuatu, sasaran harus ditetapkan dengan target yang dapat diangkakan, sehingga pada saat dilakukan evaluasi dapat dengan mudah membandingkan antara sasaran/target dengan pencapaian hasil yang diperoleh.
d. Prosedur dan Standarisasi yang Tertulis
Semua prosedur,standar dan instruksi kerja diberikan dalam bentuk tulisan dengan format sederhana, mudah dan jelas untuk menghindari :
1. Salah pengertian (misinterpretasi/misperception)
Dengan instruksi tertulis akan mengurangi salah pengertian /miskomunikasi dalam penyampaian instruksi.
2. Mencegah sikap tidak taat azas
Meskipun orang yang menangani pekerjaan berganti-ganti semua tata cara aturan kerja dapat dilaksanakan dengan baik.
3. Membantu evaluasi jika terjadi penyimpangan
Penyimpangan yang terjadi akan mudah diketahui sehingga tidak terjadi pengulangan kesalahan yang sama.




4. ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA
Dalam aspek sumber daya manusia titik beratnya adalah memperlakukan individu sebagai manusia seutuhnya, sehingga bisa :
- menciptakan suasana kerja yang baik dan harmonis
- SDM yang dapat dikembangkan secara optimal.
Hal-hal tersebut dapat dicapai melalui :
a. Jangan menyalahkan orang lain
Menyalahkan orang lain tidak akan menyelesaikan masalah dan tidak akan membuat keadaan menjadi lebih baik.
b. Kerja Kelompok dan Partisipasi
Untuk mencapai kerja kelompok dan partisipasi yang efektif dengan melalui 11 K, yaitu :
1. Komitmen/Kesungguhan (Commitment)
2. Kesatuan tujuan/keserasian (Convergency of Objective)
3. Kepercayaan (Trust)
4. Keterbukaan (Openness)
5. Keyakinan dan kebanggan (Confidence Pride)
6. Ketergantungan/salingmembutuhkan (interdependence)
7. Komunikasi dua arah (Feed back)
8. Kesabaran (Patience)
9. Kebijaksanaan (Wisdom)
10. Ketabahan (Fortitude/Endutrance)
11. Kredibilitas (Credibility)

c. Hubungan Atasan dengan Bawahan
Kerja kelompok yang efektif dipengaruhi oleh hubungan atasan dan bawahan yang harmonis yang tercermin melalui PDCAT:
1. Penentuan sasaran (Plan)
Sasaran ditetapkan bersama-sama, bukan sekedar perintah
ATASAN
- pendekatan tidak lagi dengan perintah
- usulan, saran, rekomendasi melalui kesadaran akan apa yang hendak dicapai.
BAWAHAN
- merubah cara dari menunggu perintah menjadi berpartisipasi secara sukarela
- menyusun, mendiskusikan, menyaring sasaran didasarkan atas usulan, saran, rekomendasi.




2. Pencapaian Sasaran (Do)
Pencapaian sasaran bukan dengan pengawasan atau control melainkan dengan cara kerjasama.
ATASAN
- beralih dari penilaian sepihak ke penilaian bersama
- mengutamakan pengembangan yang saling menguntungkan saling meningkatkan hubungan baik, mengembangkan saling pengertian.
BAWAHAN
- beralih dari penetapan hak (alienation) ke self evaluation
- mengutamakan pengembangan yang saling menguntungkan.
3. Proses Penilaian (Check)
ATASAN
- beralih dari control oriented ke support oriented
- saling percaya, membantu dan memberi semangat
- mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab
BAWAHAN
- beralih dari menunggu perintah ke self control
- saling percaya, membantu, memberi semangat
- berkeinginan untuk menerima wewenang dan tanggungjawab
4. Tindakan Perbaikan (Action)
ATASAN
- Kepercayaan/keyakinan diri
- Beralih dari orientasi pada hukuman ke orientasi pada pemecahan masalah
BAWAHAN
- patuh atas inisiatif sendiri
- saling berhubungan/saling membutuhkan
- tulus, jujur dan bertanggungjawab
5. Kerja sama (Team Work)
Peran atasan dalam membangun semangat kerja bawahan adalah dengan mengusahakan suasana kekeluargaan dan hubungan yang serasi, keterbukaan dan kejujuran dalam kelompok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar